Pengantar


Semua yang terasa melelahkan dan membuat putus asa, hanyalah pada awalnya saja. Apapun, impian apapun yang ingin kita raih, seandainya sudah melewati tahap awal yang melelahkan itu, semuanya akan terasa ringan. Usaha keras yang kita lakukan saat melewati proses awal itu, ialah ‘candu’ untuk sebuah hal yang dinamakan kebiasaan.

Asa bisa karena biasa, begitu kata pepatah. Maka, seperti kata sebuah majalah; perjuangan itu selalu ada awal tetapi tak pernah ada akhir. Maka betapa mahal harga sebuah awalan. Beratus-ratus lembar novel masterpiece, awal mulanya adalah sebuah niat ditambah tekad yang membaja. Mulanya adalah keinginan untuk merefleksikan perasaan dalam wujud nyata. Ia mengalir seiring dengan rangkaian perjuangan mematahkan kemalasan.

Dan awal itu, membuahkan goresan kata-kata “aku”, “kamu”, hingga kemudian muncullah sebuah novel yang dapat dibaca oleh aku dan kamu. Rekor olimpiade awal mulanya ada-lah ketakjuban dan kegelisahan hati akan asa yang menggunung. Ia bersatu dengan gerakan tangan, kaki, pikiran, semuanya berpadu dalam harmonisasi latihan fisik. Tidak akan pernah ada kelihaian melepaskan busur dari panah, atau kelihaian berlari secepat angin, jika tak bermula dari perjuangan membunuh pesimisme dan sikap diam tapi banyak mengritik.
Those who are believe in dream… can do anything.

Dan akan sangat pas seandainya sebuah awal itu juga dibarengi dengan kebaikan dan kesungguhan. Diikuti oleh niat tulus dan tinggi. Manusia seperti kita, tidak pantas memiliki niatan kerdil yang selalu menyangkut urusan perut semata. Niat yang baik pada awalnya, melahirkan berjuta kebaikan tentunya.

Kendati tak pernah ada kata terlambat untuk sebuah keba-ikan, namun tetap saja… sebuah awal yang baik dapat membuat jiwa lebih semangat… lebih optimis… lebih keras berusaha un-tuk menggapai impian. Karena itu, kalahkan semua hal bodoh bernama pesimisme dan kemalasan, lalu mulailah sebuah lom-patan untuk memulai awalan atau permulaan dengan dilandasi niat yang baik, lillahi ta’ala… dan untuk kebaikan pula… karena begitu kita telah berhasil melompati awalan tersebut, impian adalah sesuatu yang sangat mungkin untuk kita raih. Sekali lagi: semua yang terasa melelahkan dan membuat putus asa, hanyalah pada awalnya saja!

Bicara tentang impian… tekad yang kuat untuk membuat sebuah permulaan atau awalan, sesungguhnya berbanding lurus dengan impian itu sendiri. Semakin besar dan nyata impian kita, semakin terasa menggiurkan impian kita, akan semakin besar pulalah tekad kita untuk memulai sebuah permulaan. Ketika akan mengawali kebaikan, jangan pikirkan seberapa kita lelah menggapai impian, tetapi pikirkan betapa indahnya impian kita kelak jika benar-benar terwujud.

Membeli impian seperti membeli emas dan berlian. Sema-kin banyak uang yang kita keluarkan, semakin besar pulalah nilai karatnya. Semakin banyak usaha dan do’a yang kita laku-kan, semakin dekatlah kita dengan impian kita. Atau mungkin hasilnya akan melebihi ekspektasi kita. Beyond expectation.

Seandainya kita adalah pribadi-pribadi lemah yang tidak berhasrat untuk menggapai impian. Seandainya kita adalah jiwa-jiwa yang telah merasa cukup dengan apa yang ada, tanpa perlu merasa memulai sebuah kebaikan lagi karena dirasa sudah terlalu sering kita mengawali sebuah kebaikan. Seandainya kita adalah terpidana mati atau sebersit jiwa yang terbelenggu dalam bui, hingga merasa tak perlu untuk mengawali apapun, maka sesungguhnya kita telah membuat suatu permulaan untuk ke-burukan, bukan kebaikan. Kita telah memulai sebuah permulaan untuk kebiasaan negatif.

Berpandangan skeptik atau pesimis menjalani hidup. Setiap apapun langkah yang kita ambil, sesungguhnya adalah sebuah permulaan untuk segala hal. Karena itu, berhati-hatilah menjalani segala proses dalam rentang pendek kehidupan kita ini. Muaranya selalu tertuju pada dua hal; kebaikan atau ke-burukan.

Dan pada akhirnya, segala hal yang menyangkut kebaikan dan keburukan adalah hak prerogatif Allah SWT. Pada akhirnya, yang menilai adalah Allah subhana wa ta’ala. Seperti kata orang bijak; In the final analysis, it’s always between you and God. It’s never between you and them anyway…

Demikian pula rentang pendek kehidupan H. Soeparno Hadimartono - Hj. Sulamsini yang pada tanggal 23 Pebruari 2010 ini telah menorehkan sejarah kehidupannya; 50 tahun membina keluarga dengan selamat dan penuh karunia-Nya! Semoga to-rehan sejarah dari rentang pendek kehidupan mereka itu; menja-dikan anak putu, sanak kadang, mitra rowang dapat bercermin.
Teriring do’a dan salam sejahtera kita ucapkan; Wilujeng ambal warsa Palakrama Kencana, Kakung - Uti. Semoga permulaan untuk sebuah kebaikan ini mendapat idi palilah dari Allah SWT.

Bukankah kita melakukan semua kebaikan itu hanya karena Allah azza wa jalla?!

0 komentar:

Posting Komentar

Sedhahan


Blog punika mugi dados sarana kangge sarasehan dhumateng sedaya sanak kadang mitra rowang gegandhengan kaliyan Biografi H. Soeparno Hadimartono ingkang sampun dipun terbitaken rikala tanggal 20 Pebruari 2010.

Sumangga ingkang badhe nderek nyerat utawi maringi pamrayoga kula sumanggaken...

Mugi saget ndadosaken suka rena saha pikantuk seserepan ingkang migunani sak sampunipun maos Biografi punika.

Matur nuwun.